KONSEP DASAR HUMAS DAN MENEJEMEN
HUMAS
Pengantar
Memahami
public relasions melalui satu atau dua definisi tidaklah mudah, karena sebuah
definisi yang da mungkin tidak mampu menggambarkan substansi kegiatan humas
sesungguhnya. Persoalannya, definisi yang mana yang akan dipilih, mengingat
begitu banyak definisi humas yang telah ditemukan oleh beberapa kalangan;
praktisi, para penulis buku teks maupun sejumlah organisasi prsktisi humas di
berbagai belahan dunia. Namun demikian, jika ditelusuri lebih jauh sejumlah
definisi mempunyai banyak persamaan satu sam lainnya, cara mengungkapkannya
saja yang berberda. Walaupun begitu, sejumlah definisi humas memberikan
penekanan yang berbeda-beda, terutama dalam hal tujuan kegiatan humas.
A. Masalah Pendefinisian Humas
Kalau ditekusuri perdefinisi, pengertian humas atau peublic relasions sengat beraneka ragam. Hampir setiap buku tentang public relasions mengajukan definisi humas. Cutlip, Cebter dan Broom (1985, 1994:6) mendefinisikan sebagai “the management function that establishes and mauntains mutually beneficial relationship between an organization and the publics in whom its success or failure depend.” Meraka melihat humas sebagani fungsi menejemen untuk membangun dan menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai public yang menentukan cara membangun hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai publiknya. Teks lain mendefinisikan humas dengan gambaran yang lebih detail ( Baskin, Aronoff & latiimore, 1997:5) sebagai berikut:
Public relasions is a management
function that helps achievi organizational objectives, define philosophy, and
facilitate organizational change. Public relasions practitoners commubicate
with all relevant internal and externak publics to develop positive
relasionship and create consinstency between organizational. Publics relasions
practitioners develop, execute, and eavaluate organizational programs that
promote the exchage of influence and understanding among on organization’s
contituent pars and publics.
Definisi
tersebut menekankan banyak hal yang harus dilakukan oleh praktisi humas, namun
demikian ada beberapa unsur yang sama dengan definisi sebelumnya. Pada dasarnya
public relasions, seperti namannya mengimplikasikan adalah usaha untuk membagun
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik-publiknya (relasions with publics).
Gruning
& White (1992) menyatakan bahwa worldview yang di miliki manusia
berpengaruh terhadap definisi tentang humas yang dikemukakan. Meraka antara
lain mengumukkan enam pemandangan yang mendasari konsepsi tantang peranan
sosial public relations. Keenam pandangan itu adalah pandangan pragmantis,
pandangan konservatif, pandangan radikal, pandangan netral, pandangan kritis
dan pandangan idealistik dalam melihat peranan sosial public relations.
Wilcox,
Ault & Agee (1995) menyamarkan, dari berbagai definisi public relations,
sejumlah kata dapat digunakan sebagai kata kunci pengingat definisi yag ada.
Kata kunci tersebut antara lain :
Deliberate.
Kegiatan humas pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja, atau international.
Planned.
Kegiatan
humas adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau terencana.
Performance.
Humas
yang efektif haus didasarkan pada kebijakan dan penampilan yang sesungguhnya.
Public
Interest. Alasan mendasar dari suatu kegiatan
humas adalah untu memenuhi kepentingan publik, tidak semata-mata untuk membantu
organisasi meningkatkan keuntungansebesar-besarnya.
Two
Way Communication. Dalam banyak definisi, humas hannya
diartikan sebagai kegiatan komunikasi dalam bentuk penyebaran informasi.
Management
Function. Public relation peling efektif jika ia
menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dalam sebuah menejemen
organisasi.
B. Evaluasi Konsep Public Relations
Menurut
Cuplip, Center dan Broom (1994), organisasi bisnis mempraktekkan public
relation pada awal abad ini (1900) di Amerika Serikat dalam uaha meraka untuk
mempertahankan kepentingan mereka baik dari seragan kaum muckrakers (muckraking jurnalism) maupun intervasi
pemerintah melalui regulasi yang dikeluarkannya. Sehingga praktrk public
relations pada saat itu memberi penekanan utamannya pada ‘how to tell story’, bagaimana berbicara tentang organisasi kepada
publik. Jadi public relations pada awalnya lebih terfokus pada penggunaan symbolic power untuk melakukan seranga
balik terhadapserangan kaum ‘muckraker’, yaitu
wartawan yang mengungkapkan kebobrokan terhadap berbagai institusi
sosial(nlihat misalnya, Altschull, 1984). Public relasions bertujuan untuk mempengaruhi
pendapat umum serta untuk mencegah perubahan dalam kebijakan public yang
menuntut regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan.
Dengan demikian, pada awal dipraktekkannya; public
relasions (terutama oleh organisasi bisbnis Amerika Serikat) didominasi oleh
konsep one-way persuasive communication
(komunikasi persuasive satu arah).
Pada dasarnya, konsep public relasion yang berkembang
kini adalah konsep yang menekankan pentingnya komunikasi dua arah. Mengutip
kata-kata Howard Clids, fungsi dasar public relasions bukan untuk menampilkan
pandangan organisasi atau seni untuk sikap public, tetapi untuk melakukan
rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap kepantingan public setiap aspek pribadi
organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikasi social (dalah
Cutlip dkk., 1994;3). Jadi di sini public relasions berfungsi membantu
organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan organisasi tersebut
beroprasi.
Dengan cara yang berbeda, Gruing dan Hunt (1984)
melihat oerkembangan praktek public relasions melalui empat model yang mereka
kemukakan. Keempat model humas tersebut adalah (1) model press agentry (keagenan press) atau model progpaganda; (2) model
informasi public (public information
,odel); (3) model asimetris dua arah (two-way
symmetrical model); dan (4) model asimetris dua arah (two-way asymmetrical model).
Manipulasi.
Public relasion
diposisikan untuk menggunakan segala yang mungkin yang tersedia untuk membangun
pendapat umum dan tindakan yang diharapkan organisasi.
Informasi.
Humas dipahami
sebagai saluran informasi dari organisasi kepada public sehingga public akan
memahami, simpati dan melindungi organisasi.
C.
Membedakan Fungsi Menejemen dan Fungsi Komunikasi
Fungsi-fungsi Humas
Programming. Fungsi ini antara lain mencakup analisis masalah dan
peluang, menentukan goals dan public
(kelompok orang yang ddukungan dan pemahamannya diperlukan organisasi) serta
merekomendasi dan merencanakan kegiatan yang terakhir termasuk kedalamnya.
Relatonnship. Seorang praktisi public relasions yang berhasil harus
membanggakan keterampilan dalam mengumpulkan informasi dari menejemen, sejawat
dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar organisasi.
Speaking. Keterampilan penting yang harus dimikili oleh
seseorang praktisi public relasions adalah keterampulan berbicara baik untuk
tatap muka individual maupun untuk tatap muka kelompok. Menulis pidato adalah
bagai dari tugas humas.
D.
Konsep Dasar Menejemen
Fungsi-fingsi dasar dalam
menejemen
Secara umum fungdi-fungsi dasar dalam menejemen
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Akan tetapi dalam jumlah ini
sangat mungkin bertambah, namun tidak mengubah substansi fungsi dasar
menejemen. Menurut Dessler (1996), fungsi dasar menejemen meliputi pernencanaa, pengorganisasian, staffing,
leading dan controlling.
E.
Pengertian Menejemen Humas
Menejemen humas bisa mencakup (1) menejemen terhadap
seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi; (2) menejemen
terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau yang berupa
satuan-satuan kegiatan kehumasan misalnya, pengelolaan peristiwa khusu
(spresial events), penerbitan internal, kunjungan perusahaan oleh para
wartawan, konferensi press dll.
Evenst adalah kegiatan kehumasan yang terjadi dalam
kerangka waktu terbatas dan jelas kapan di mulai dan berakhir. Evenst
ditunjukan untuk atau beberapa public terpilih dalam satu tujuan misalnya,
sebuah acara open house yang diadakan diperusahaan.
Peran menejer dan peran teknis
Kedua peran tersebut adalah peran menejer dan peran
teknis. Peran pada dasarnya, peran-peran tersebut harus saling melengkapi,
sehingga program kehumasan sebuah perusahaan berjalan dengan baik, terarah dan
tepat.
Hal sangat mendasar yang membedakan kedua peranan ini
adalah pada keterlibatan praktisi public/relations dalam proses pengambilan
keputusan ditingkat korporat. Praktisi yang nertindak dan menjalankan peranan
menejer terlibat dalam proses organisasi dalam keseluruhan, tidak sekedar di
bagian public relasions.
Praktisi mempunyai dua hal penting yang menjadi
cirinya. Pertama, meraka merupak bagian dari koalisi dominan dalm organisasi
dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang memutuskan perencanaan
setrategis. Kedua, meraka mengelola bagian public relasions tanpa campur tangan
bagian lainnya dan bertangguang jawab atas seluruh programnya.
F.
Factor-faktor yang Mempengaruhi Praktek Public
Relations
Pada mulannya, sejumlah riset memperkirakan lingkungan
organisasi mempengaruhi praktek public relations dalam sebuah organisasi.
Sedangkan keputusan para pemegang kekuasaan dalam organisasi, yang juga
menentukan praktek public relations dalam organisasi lebih lanjut mungkin
mempengaruhi oleh antara lain budaya perusahaan, potensi yang dimiliki oleh
bagian public relations dan pemahaman pemegang kekuasaan. Keputusan untuk
program humas di ambil oleh bagian lain untuk itu, seorang praktisi memperoleh
jabatan menejer perlu melakukan pengembangan karir baik dari bagian lembaga
pendidikan atau pengetahuan tentang bisnis utam perusahaan tempat merak
bekerja.
G.
Model Menejemen Humas
Kegiatan komunikasi yang di adakan oleh organisasi
memegang seharusnya dikelola dengan baik. Dalm praktek keorganisasian, sangat
sering terjadi kegiatan kehumasan yang dilakukan tidak terkelola dengan baik.
Kegiatan dilakukan tanpa perencanaan, tanpa evaluasi, walaupun ada pelaksanaan
kegiatan. Lebih lanjut tentang menejemen humas menggambarkan proses perencanaak
setrategi kegiatan kehumasan.
No comments:
Post a Comment