BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengarang merupakan suatu kegiatan
yang kompleks, karena melibatkan serangkaian aktivitas seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami cepat yang dimaksudkan oleh pengarang.
Sebenarnya seseorang memiliki
pengetahuan tentang karangan deskripsi dan narasi, setidak-tidaknya pengalaman
membaca. Dari bacaan yang beranekaragam, dapat diramalkan ada yang berjenis
deskripsi dan ada pula yang berjenis narasi. Pengetahuan tersebut sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dengan tepat dan benar.
Wacana merupakan tataran paling
tinggi dalam hierarki kebahasaan. Wacana dapat didefisinikan sebagai suatu
bahasa di atas kalimat yang susunannya berkeseimbangan dan membentuk satu
kesatuan yang padu dan utuh. Dalam dunia tulis-menulis, yang dimaksud dengan
wacana adalah kumpulan paragraf yang memiliki sebuah konsep utuh dengan
pemahaman yang utuh pula. Dengan kata lain, wacana merupakan kumpulan paragraf
yang berisi konsep atau gagasan utuh yang di uraikan secara sistematis dan
logis.
Dalam ekposisi telah dikemukakan,
bahwa untu menyajikan suatu analisa proses dapat pula dipergunakan tehnik
narasi. Narasi semacam ini dinamakan narasi ekpositoris, karena sasaran yang
ingin dicapai adalah ketepatan informasi mengenai suatu peristiwa yang
dideskripsikan. Jadi, sasarannya sama dengan ekposisi, yaiutu memperluas
pengetahuan orang lain.
Narasi dapat dibatasi sebagai suatu
bentuk wacana dan sasaran utamanya adalah tindak-tindak yang dijalin dan di
rangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
Narasi adalah wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Wacana
deskripsi merupakan wacana yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca
seolah-olah melihat dan merasakan apa yang ditulis dalam wacana tersebut.
Dengan kata lain wacana deskripsi adalah wacana yang bertujuan memberikan kesan
kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan sebagainya yang
disampaikan penulis.
Sesuai
dengan latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah yang berjudul
“Wacana Deskripsi dan Narasi”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari wacana deskripsi dan narasi?
2. Apa saja tujuan dari wacana deskripsi dan narasi?
3.
Apa ciri-ciri dari masing-masing wacana deskripsi dan narasi?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian wacana deskripsi dan narasi.
2.
Menjelaskan tujuan
dari wacana deskripsi dan narasi.
3.
Menjelaskan
ciri-ciri dari wacana deskripsi dan narasi.
D.
Manfaat
Dengan mempelajari makalah wacana
deskripsi
dan narasi ini, pembaca dapat
mendapat manfaat sebagai berikut:
1. Menguraikan dan
mengidentifikasi tentang pengertian wacana deskripsi dan narasi.
2. Menguraikan dan
menjelaskan apa saja yang menjadi tujuan dari wacana deskripsi dan narasi.
3. Menguraikan
ciri-ciri dari wacana deskripsi dan narasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
1.
Pengertian
Deskripsi
Akhadiah Sabarti mengemukakan bahwa,
wacana deskripsi adalah “karangan yang ditulis untuk mendeskripsikan atau
memberikan, menggambarkan atau melukiskan suatu objek sehiggga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan
dan mengalaminya sendiri” (1997: 1-6).
Menurut Keraf Gorys, deskripsi adalah “semacam bentuk wacana yang berubah mengajikan suatu
objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seakan-akan para
pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai
sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang, atau sensasi” (1995: 16).
Sedangkan Darma dan Kaka mengemukakan bahwa, deskripsi
adalah “wacana yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan
agar pebaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu”
(2007: 238).
Jadi wacana deskripsi adalah karangan yang ditulis
untuk memberikan gambaran, melukiskan suatu objek sehingga pembaca seakan-akan
melihat atau mengalaminya sendiri.
2.
Jenis
Wacana Deskripsi
Menurut Sudaryat Yayat (2009: 170) wacana deskripsi
dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Deskripsi
ekspositoris adalah menitikberatkan penggambaran objek yang dapat memberikan informasi
kepada pembaca tanpa ada niat menggugah imajinasi pembaca.
Contoh :
Danau toba
Danau Toba adalah danau terluas di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Sebuah danau vulkanik dengan
ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer serta kedalaman terjauh
kira-kira 400 meter yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Dan di tengah Pulau Samosir ini masih ada lagi dua danau indah yang diberi nama Danau Sidihoni dan Danau A Natonang
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat letusan gunung berapi super (Gunung Toba) sekitar 73.000-75.000 yang lalu. Kira-kira 2.800 km kubik bahan-bahan vulkanik dimuntahkan gunung tersebut saat meletus, dan debu vulkanik yang ditiup angin menyebar ke separuh wilayah bumi. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 kilometer di atas permukaan laut.
di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Dan di tengah Pulau Samosir ini masih ada lagi dua danau indah yang diberi nama Danau Sidihoni dan Danau A Natonang
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat letusan gunung berapi super (Gunung Toba) sekitar 73.000-75.000 yang lalu. Kira-kira 2.800 km kubik bahan-bahan vulkanik dimuntahkan gunung tersebut saat meletus, dan debu vulkanik yang ditiup angin menyebar ke separuh wilayah bumi. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 kilometer di atas permukaan laut.
Menurut perkiraan, letusan gunung berapi super tersebut menyebabkan
kematian massal dan menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies mahluk
hidup
Letusan Gunung Toba mempengaruhi peradaban dunia. Diperkirakan, letusan maha dahsyat ini menyebabkan terjadinya perubahan cuaca bumi dan mulainya zaman es
Danau Toba mendapatkan perhatian khusus dari para peneliti tingkat dunia, seperti Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University
Danau bertipe vulkanik ini merupakan danau terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Sandra Afrika. Secara administratif, Danau Toba membentang di tujuh kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Simalungun.
Letusan Gunung Toba mempengaruhi peradaban dunia. Diperkirakan, letusan maha dahsyat ini menyebabkan terjadinya perubahan cuaca bumi dan mulainya zaman es
Danau Toba mendapatkan perhatian khusus dari para peneliti tingkat dunia, seperti Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University
Danau bertipe vulkanik ini merupakan danau terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Sandra Afrika. Secara administratif, Danau Toba membentang di tujuh kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Simalungun.
Daerah sekitar Danau Toba memiliki hutan-hutan pinus
yang tertata asri
Di Tomok (Pulau Samosir) terdapat Makam Raja Sidabutar, yang usianya sudah 500 tahun. Juga terdapat Patung Sigale-Gale (Patung yang bisa menari)
Di Tomok (Pulau Samosir) terdapat Makam Raja Sidabutar, yang usianya sudah 500 tahun. Juga terdapat Patung Sigale-Gale (Patung yang bisa menari)
Di
pinggiran Danau Toba terdapat beberapa air terjun yang sangat mempesona
Danau Toba punya legenda yang hidup sejak ribuan tahun lalu dan itu membawa
berkah bagi penduduk yang berdomisili di sekitar Danau Toba dengan berbagai aktivitas keseharian.
Danau Toba merupakan tempat berkembang biaknya ikan batak (Neolissochillus thienemanni) yang punya nilai sejarah dan budaya tinggi.
Setahun sekali diadakan Pesta Rakyat Danau Toba.
Di era 1990-an, tepatnya sebelum tahun 1997, Danau Toba menjadi destinasi favorit para turis-turis luar negeri, terutama berasal dari Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang, Korea, bahkan ada juga yang berasal dari Amerika.
Danau Toba punya legenda yang hidup sejak ribuan tahun lalu dan itu membawa
berkah bagi penduduk yang berdomisili di sekitar Danau Toba dengan berbagai aktivitas keseharian.
Danau Toba merupakan tempat berkembang biaknya ikan batak (Neolissochillus thienemanni) yang punya nilai sejarah dan budaya tinggi.
Setahun sekali diadakan Pesta Rakyat Danau Toba.
Di era 1990-an, tepatnya sebelum tahun 1997, Danau Toba menjadi destinasi favorit para turis-turis luar negeri, terutama berasal dari Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang, Korea, bahkan ada juga yang berasal dari Amerika.
b.
Deskripsi
sugestif adalah menitikberatkan penggambaran objek yang dapat menggugah daya khayal
pembaca sehingga serasa melihat atau menyaksikan sendiri objek yang disuguhkan penulis.
Contoh :
Pantai
Suwuk
Pantai
Suwuk, tempat wisata yang menakjubkan. Pantai ini berlokasi di desa Suwuk,
kecamatan Puring, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gapura “Selamat Datang”
dengan cat orangenya selalu menyambut ramah kunjunganku ke pantai ini.
Pohon-pohon kelapa sawit berjajar sepanjang jalan menemani langkah kakiku menapak
hamparan pasir putih berkilauan. Segeralah tersajikan ciptaan Sang Hyang Wenang
sebagai seniman paling Agung. Birunya air laut dan perahu-perahu nelayan
bagaikan komposisi yang membentuk noktah-noktah kecil di batas cakrawala. Ombak
putih berbuih, bergulung-gulung menjadi lambang kesucian alam yang harus tetap
dijaga.
Di sebelah
barat, terdapat batu-batu besar yang disusun memanjang menuju bibir
pantai sebagai wahana bagi para pengunjung yang ingin memancing. Yang
menarik adalah pemandangan pegunungan kapur yang memanjang dari utara sampai
selatan dan pegunungan itu berakhir di pantai ini. Bagi para pengunjung yang
ingin berlayar menuju ke pegunungan tersebut, dapat menyewa perahu-perahu yang
telah disediakan. Sepasang pemuda-pemudi terlihat sedang berlayar, mengarahkan
perahu ke pegunungan tersebut, menudingkan jari ke atas, ke arah matahari yang
terbenam di antara awan berwarna emas, ungu, dan merah terang yang menandakan
hari telah sore.
Warung-warung
bambu dengan jajanan khas mereka berjajar di tepi pantai siap menggoda
perut-perut yang sedang lapar. Berkunjung ke pantai Suwuk menjadi tidak
sempurna jika tidak menyempatkan untuk mampir sekedar menikmati makanan khas di
pantai ini. Para pengunjung seperti disuguhkan jamuan sembari menikmati lukisan
alam yang menakjubkan.
3.
Ciri-ciri
Karangan Deskripsi
Menurut
Keraf Gorys (1995: 17) ciri-ciri karagan deskrpsi ada 3. Yaitu :
a.
Menggambarkan
atau melakukan sesuatu.
b. Penggambaran
tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dan dilakukan dengan melibatkan kesan
indera.
c.
Mambuat
pembaca atau pendengar merasakan sendiri dan mengalami sendiri cerita tersebut.
4. Tujuan
Wacana
Deskripsi
Menurut Keraf
Gorys, “tujuan menulis deskripsi adalah membuat
para pembaca menyadari dengan hidup-hidup tentang apa yang diserap penulis
melalui pancainderanya, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya,
menyajikan suatu kualitas pengalaman
langsung” (1995: 17).
Sedangkan Indrastuti dan
Nur’aini (2012: 31-32), menjelaskan bahwa tujuan wacana dekripsi yaitu
memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan
sebagainya yang disampaikan penulis.
Objek
yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan panca indera kita, sebuah pemandangan
alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seorang
yang cantik molek atau seorang yang putus asa, alunan musik atau gelagar
guntur, dan sebagainya.
5.
Pola-pola
Wacana Deskripsi
Menurut Darma dan Kaka
(2007: 238-240) wacana deskripsi mempunyai pola pengembangan, yaitu sebagai
berikut:
a.
Pola
Spesial
Pola spesial merupakan
pengembangan paragraf yang berdasarkan ruang dan waktu
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan
rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari
seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan
pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang
bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
b.
Pola
Sudut Pandang
Pola sudut pandang dikembangkan
dengan didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.
Dalam pola ini, penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis
terhadap hal yang digambarkan.
Contoh:
“Sekarang hanya beberapa
langkah lagi jaraknya mereka dan tebing di atas jalan. Medasing menegakkan
dirinya sambil menghadap ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai
pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari
perkataan itu maju sekalian temannya sejajar dengan dia”.
c.
Pola
Topik
Pola topik berpatokan aspek-aspek
tertentu. Misalnya, apabila yang digambarkan itu diri seseorang. Yang
dikemukakan adalah ciri-ciri menonjol pada orang itu: keadaan fisik, perilaku,
dan ciri-ciri lainnya.
Contoh:
Kedua mata Kartawi masih
menerawang ke depan. Dan, mengapa dari belakang permukaan bumi yang berpendar
itu tiba-tiba Kartawi melihat citra Jum, istrinya. Entahlah, tiba-tiba Kartawi
merasa ada tekanan menusuk dadanya. Ada segumpal sabut kelapa mengganjal
kerongkongannya. Otot-ototnya serasa kehilangan tenaga. Jemari yang menggenggam
gagang cangkul, mengundur. Kepalanya pun tertunduk.
B. Narasi
1.
Pengertian
Narasi
Menurut Indrastuti dan Nur’aini, “wacana narasi
merupakan wacana yang berisi penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai
urutan waktu” (2012: 30).
Darma dan Kaka mengungkapkan bahwa, “narasi adalah
wacana yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar
pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu” (2007: 237).
Sudaryat Yayat (2009: 169) menjelaskan bahwa, “wacana
narasi adalah wacana yang isinya memaparkan terjadinya suatu peristiwa, baik
peristiwa rekaan maupun kenyataan”.
Sedangkan menurut Keraf Gorys, “narasi adalah semacam
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu peristiwa atau kejadian, sehingga
peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca” (1995: 17).
Jadi
wacana narasi adalah karangan yang bebrbentuk wacana yang berusaha menyajikan
suatu peristiwa atau kejadian baik rekaan atau kenyataan, sehingga peristiwa
tersebut seolah-olah dialami oleh para pembaca.
2.
Jenis
Wacana Narasi
Menurut Indrastuti dan Nur’aini (2012: 30-31), wacana
narasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a.
Wacana
Narasi Eksposisi
Wacana narasi eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.
Contoh
:
Parangtritis
adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Yogyakarta. Di desa ini terdapat
pantai samudera hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota
Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di
Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup. Di
Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda dan kuda yang dapat disewa untuk
menyusuri pantai dari timur ke barat. Selain itu juga parangtritis sebagai
tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
b.
Wacana
Narasi Sugesti
Wacana narasi sugesti adalah karangan yang berusaha
memberikan makna pada peristiwa atau lebih menggunakan bahasa konotatif untuk
memberikan kesan imajinasi.
Contoh
: Hari ini adalah hari paling menyebalkan bagiku. Alarem yang biasanya membangunnkanku
hari itu tidak berbunyi. Betapa terkejutnya aku ketika melihat salah satu tugas
yang belum terselesaikan. Dengan cepat aku menyelesaikan tugas dan bergegas
mandi. Kebingunganku bertambah karena jam telah munujukan pukul 06:50 WIB.
Sarapanpun takku hiraukan. Ku berjalan dengan cepat menuju halte. Aku bertambah
jengkel karena bus kota tidak ada yang mau berhenti karena sudah penuh dengan
penumpang. Pukul 07.00 wib aku sampai di sekolah. Guru yang seharusnya sudah
datang ternyata berhalangan datang karena beliau sakit.
3.
Unsur-unsur
Wacana Narasi
Menurut Indrastuti dan Nur’aini (2012: 31), sebuah
wacana narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur antara lain:
a.
Tema
Tema yaitu pokok pembicaraan
yang menjadi dasar penceritaan penulis.
b.
Alur
Alur yaitu
jalinan cerita, bagaimana peristiwa demi peristiwa disusun sedemikian rupa
sehingga dapat terjalin dengan baik.
c.
Watak
atau Karakter
Watak atau
karakter yaitu berhubungan dengan perangai pelaku atau tokoh dalam suatu
narasi.
d.
Suasana
Suasana
berhubungan dengan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat
membayangkan dan merasan suasana yang terjadi.
e.
Sudut
Pandang
Sudut
pandang berhubungan dengan cara berpikir penulis terhadap peristiwa yang
terjadi, misalnya sebagai orang pertama yang bercerita pengalamannya atau
sebagai orang ketiga yang bercerita tentang pengalaman orang lain.
4.
Ciri-ciri
Wacana Narasi
Keraf Gorys (2000: 136)
menjelaskan bahwa wacana narasi mempunyai ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a.
Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan.
b.
Dirangkai
dalam urutan waktu.
c.
Berusaha
menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”.
d.
Ada
konfli.
5.
Tujuan
Wacana Narasi
Menurut Keraf Gorys, “wacana narasi bertujuan untuk
menyajikan suatu peristiwa kepada pembaca, mengisahkan apa yang terjadi dan
bagaimana kejadian itu berlangsung” (1995: 18).
Tujuan wacana narasi yang
lainnya, yaitu:
a.
Memberikan
informasi atau wawasan kepada pembaca.
b.
Memberikan
informasi berupa pengalaman secara estetis kepada pembaca.
c. Memberikan
informasi dengan adanya kronologi sebuah peristiwa dan dilengkapi dengan
unsur-unsur narasi.
d.
Menyampaikan
atau menceritakan sebuah pengalaman untuk hiburan masyarakat.
e.
Menceritakan
fakta atau kenyataan tentang kejadian yang telah terjadi.
6.
Langkah-langkah
Menulis Wacana Narasi
Menurut
Keraf Gorys (1995 : 140 ) langkah-langkah menulis wacana narasi ada 6 langkah,
yaitu
Sebelum menulis sebuah wacana narasi, sebaiknya
menentukan langkah-langkah membuat wacana narasi terlebih dahulu.
Langkah-langkah untuk menulis wacana narasi, yaitu:
a.
Menentukan
tema yang akan disampaikan.
b.
Menentukan
sasaran pembaca.
c.
Merancang
peristiwa utama yang akan disampaikan dalam bentuk alur.
d.
Membagi
peristiwa umum di bagian awal, tengah, dan akhir cerita.
e.
Merinci
peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
f.
Membuat
dan menyusun tokoh/perwatakan, latar, serta sudut pandang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian
dari wacana deskripsi adalah suatu karangan yang dibuat untuk mendeskripsikan,
menggambarkan atau melukiskan sebuah objek tertentu dengan cara yang
sehidup-hidupnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalami hal
tersebut. Sedangkan pengertian dari wacana narasi yaitu karangan yang dibuat
untuk menyajikan sebuah peristiwa dengan urutan kronologinya dengan tujuan
memberikan amanat atau memberikan pengalaman kepada pembaca.
B. Saran
1. Saran bagi Mahasiswa
Dengan adanya
penjelasan
dan contoh tentang wacana deskripsi dan narasi, Mahasiswa
diharapkan mau mencoba membuat dan
menulis sebuah wacana yang benar.
2. Saran bagi Dosen
Dalam menulis sebuah
wacana
deskripsi dan narasi, dosen sebaiknya lebih kreatif dan
inisiatif serta harus mampu mengajarkan materi ini
dengan baik. Dosen mengaktifkan siswa dengan mengadakan
sebuah acara atau lomba untuk berlatih membuat
wacana deskripsi dan narasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1997. Menulis I: Buku Materi Pokok EPNA. Dirjen Dikdasmen, Depdikbud:
Jakarta.
Aliyah Darma Yoce, Rosdiyanto Kaka. 2007. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pustaka Setia: Bandung.
Indrastuti Novi, Wahyuningsih Nur’aini. 2012. Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam
Bahasa Indonesia. New Elmatera: Yogyakarta.
Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Nusa Indah:
Ende-Flores.
……………..
1987. Argumentasi dan Narasi.
Gramedia: Jakarta
…………….. 1995. Eksposisi.Grasindo:
Jakarta.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik.
YramaWidya: Bandung.
Harrah's Hotel and Casino - Mapyro
ReplyDeleteFind your way around the casino, find where everything 경기도 출장샵 is 강릉 출장안마 located with 통영 출장샵 these mapyro 충주 출장안마 Harrah's Casino and Harrah's 부천 출장샵 Resort is located near a casino and hotel in