by @agus wahyu priutomo
PERPUSTAKAAN dan PERKEMBANGANNYA
DI INDONESIA
Oleh :
AGUS WAHYU PRIUTOMO
|
|
A. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan dibentuk dari kata dasar
“pustaka”, yang secara harfiah berarti kitab atau buku. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, perpustakaan dimaknai sebagai kumpulan buku-buku. Kata
perpustakaan yang dalam bahasa Inggris disebut library berasal dari bahasa Latin liber atau libri yang
dalam perkembangannya kemudian berubah menjadi librarius, yang maknanya tentang buku (Sulistyo-Basuki dalam
Suwarno, 2007). Istilah perpustakaan dalam berbagai bahasa, disebut dengan : bibliotheek (Belanda), bibliothek (Jerman), bibliotheque (Perancis), bibliotheca (Spanyol/Portugis), yang
semua itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu biblia.
Beberapa pengertian tentang
perpustakaan, antara lain :
1. a room
or building where a collection of books and newspapers, or things such as films
or records is kept to be used by members (sebuah ruangan atau bangunan yang
koleksi buku-buku dan surat kabar-surat kabar, atau benda-benda seperti
film atau rekaman-rekaman, terpelihara dengan
baik untuk digunakan oleh para anggotanya) (Chambers
Essential English Dictionary, 1995).
- a collection of books, or a similar collection of things such as films or records (suatu koleksi dari buku-buku atau semacam koleksi dari benda-benda seperti film atau rekaman-rekaman) (Chambers Essential English Dictionary, 1995)
- kumpulan buku, manuskrip dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk
keperluan studi atau
bacaan, kenyamanan atau kesenangan (Webster’s Third Edition
International Dictionary, 1961)
- kumpulan materi cetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer, yang disusun secara sistematik untuk digunakan pemakai (International Federation of Library Associations and Institutions/IFLA)
- sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri, yang digunakan untuk menghimpun buku dan terbitan yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki, dalam Sumiati dan Arief, 2004)
- Unit Perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumberdaya manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka, sekurang-kurangnya 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan, dan dikelola menurut sistem tertentu (Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 132/KEP/M.PAN/12/2002). Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional, dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka (Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan)
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah merupakan :
v koleksi yang terdiri dari kumpulan materi
cetak seperti buku, majalah, surat kabar atau media non
cetak berupa film, disket dan lain-lainnya, yang
terpelihara dengan baik dan digunakan untuk keperluan studi, bacaan maupu
n sumber infomasi bagi yang membutuhkan
v ruangan bagian dari sebuah gedung ataupun
gedung itu sendiri, yang ditata secara khusus untuk menyimpan, memelihara dan
menggunakan koleksi-koleksi yang ada baik yang berbentuk materi cetak
maupun media non cetak.
v unit kerja atau institusi pengelola
koleksi baik berupa materi cetak maupun
media non cetak, yang diselenggarakan secara profesional, dengan sistem yang
telah dibakukan.
Berkembangnya teknologi
informasi berdampak pada
penyelenggaraan
perpustakaan antara
lain, penggunaan komputer untuk pengembangan, pengolahan maupun pemeliharaan
koleksi yang dimiliki, sehingga bentuk perpustakaanpun berubah menjadi
”perpustakaan elektronik” (eletronic library),
yakni perpustakaan yang koleksinya
berupa produk elektronik, seperti pita magnetik, disket dan lain-lainnya.
Disebut juga sebagai ”perpustakaan digital” (digital
library), karena koleksi yang ada cenderung berbentuk digital.
B. Perkembangan Perpustakaan di
Indonesia
a. Era Sebelum Penjajahan
Bangsa Indonesia telah lama
mengenal peradaban baca tulis. Prasasti Yupa di Kutai
Kalimantan Timur yang diperkirakan berasal dari abad ke V Masehi, merupakan
bukti sahih tentang keberadaan peradaban tersebut (Almasyari, 2007).
Pada era kerajaan Hindu-Budha, banyak lahir
mahakarya para empu seperti Negarakertagama, Arjunawiwaha, Mahabharata,
Ramayana, Sutasoma dll. Karya-karya tersebut merupakan hasil interaksi antara
kebudayaan khas Indonesia dengan budaya asing, utamanya India. Pada saat itu
kerajaan-kerajaan telah memiliki semacam pustaloka, yakni tempat untuk
menyimpan beragam karya sastra ataupun kitab-kitab yang ditulis oleh para
pujangga. Hanya saja pemanfaatan naskah-naskah tersebut bukan untuk konsumsi
masyarakat (Sumiati dan Arief, 2004).
Perkembangan perpustakaan mengalami pasang naik di era kerajaan Islam.
Masuknya budaya Arab yang kemudian berinteraksi dengan kebudayaan Melayu
semakin memperkaya khasanah budaya Indonesia. Pada masa ini banyak dihasilkan
karya-karya besar seperti, kitab Bustanus Salatin, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Babad Tanah Jawi dll. Kitab-kitab tersebut biasanya disimpan di dekat keraton
atau masjid, yang menjadi pusat aktivitas kerohanian dan kebudayaan.
b. Era Pemerintahan Hindia- Belanda
Masuknya Bangsa Belanda dengan membawa
teknologi bidang percetakan, semakin mempercepat perkembangan budaya baca tulis di Indonesia.
Di samping mendatangkan mesin cetak, mereka membangun gedung perpustakaan di
beberapa daerah. Salah satu yang sampai sekarang masih eksis, adalah Kantoor voor de Volkslektuur yang kemudian berganti nama menjadi Balai
Pustaka.
Semasa
pemerintah Belanda menjalankan politik etis, Commissie voor de Volkslektuur merupakan lembaga yang berperan
dalam pemberdayaan perpustakaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan, antara lain
menambah jumlah perpustakaan di desa dan sekolah kelas dua di Jawa dan Madura,
melengkapi koleksinya dengan terbitan-terbitan dalam bahasa Jawa, Sunda, Melayu
dan Madura.
c. Era Pemerintahan Jepang
Ketika Jepang menguasai Indonesia,
mereka mengeluarkan kebijakan berupa larangan penggunaan buku-buku yang ditulis
dalam bahasa Inggris, Belanda dan Perancis di sekolah-sekolah. Akibatnya,
banyak buku terutama yang menggunakan bahasa Belanda dimusnahkan. Kondisi ini
justru menguntungkan bagi perkembangan perpustakaan di Indonesia, karena dengan
kebijakan tersebut buku yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia jumlahnya
menjadi semakin meningkat. Beberapa surat kabar yang terbit dengan menggunakan
bahasa Indonesia pada saat itu, antara lain Suara Asia, Cahaya Asia dll.
d. Era Pemerintahan Republik
Indonesia
Di
tengah konsentrasi untuk menghadapi invasi pasukan Inggris dan Belanda dan
pemberontakan di beberapa daerah, pada tahun 1948 pemerintah mendirikan
Perpustakaan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Banyaknya permasalahan
yang dihadapi, mengakibatkan perkembangan perpustakaan di Indonesia menjadi
lambat. Ketika kondisi negara mulai mapan, pada kurun waktu tahun 1950-1960
pemerintah Republik Indonesia mulai mengembangkan perpustakaan melalui
pendirian Taman Pustaka Rakyat /TPR (Sumiati dan Arief, 2004).
Pada tahun 1956 berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 29103, Pepustakaan
Negara didirikan di beberapa wilayah di Indonesia denga tujuan untuk membantu
perkembangan perpustakaan dan menyelenggarakan kerjasama antar perpustakaan
yang ada. Perhatian Pemerintah terhadap pengembangan perpustakaan terus
meningkat. Pada tahun 1969 dialokasikan dana untuk mendirikan Perpustakaan
Negara di 26 Provinsi yang berfungsi sebagai Perpustakaan Wilayah di bawah
binaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0164/0/1980, pada tahun 1980 didirikan
Perpustakaan Nasional, sebagai Unit Pelaksana Teknis bidang perpustakaan di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kartosedono (Sumiati dan
Arief, 2004) menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional merupakan hasil integrasi
dari Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial, Bidang Bibliografi dan
Deposit Pusat Pembinaan Perpustakaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Perpustakaan Museum Nasional dan
Perpustakaan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Dalam perkembangannya, melalui Keputusan
Presiden Republik Indonesia No.11 Tahun 1989, Perpustakaan Nasional yang kala itu
merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang langsung
bertanggungjawab kepada Presiden. Pembentukan organisasi ini merupakan
penggabungan antara Perpustakaan Nasional dengan Perpustakaan Wilayah yang ada
di 27 provinsi. Pada tahun 1997 berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 50, Perpustakaan Nasional diubah namanya menjadi Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia, yang berlaku sampai dengan saat ini.
Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 67 Tahun 2000, Perpustakaan Nasional Provinsi menjadi perangkat daerah dengan sebutan Perpustakaan Umum Daerah. Mulai saat itu penyelenggaraan perpustakaan diserahkan kepada kebijakan Pemerintah Daerah masing-masing. Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan diharapkan dapat lebih meningkatkan perkembangan perpustakaan di Indonesia.
Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 67 Tahun 2000, Perpustakaan Nasional Provinsi menjadi perangkat daerah dengan sebutan Perpustakaan Umum Daerah. Mulai saat itu penyelenggaraan perpustakaan diserahkan kepada kebijakan Pemerintah Daerah masing-masing. Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan diharapkan dapat lebih meningkatkan perkembangan perpustakaan di Indonesia.
Almasyari,
Abdul Kharis. 2007. Maju dengan
Membaca. Wahjudi Djaja ed. Klaten : Cempaka Putih
Hassan, Fuad. 2004. Perpustakaan Sebagai Pusat Pembelajaran dan
Agen Perubahan Masyarakat. dalam Proceeding Rakor Pengembangan Perpustakaan
Sekolah dan Masyarakat. Jakarta
: Perpusnas RI
Higgleton, Elaine and Anne Seaton ed. 1995. Chambers Essential English Dictionary. Edinburgh
: Chambers Harrap Publishers Ltd
Sjahrial-Pamuntjak, Rusina.
2000. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta : Djambatan
Sjahrial-Pamuntjak, Rusina.
2000. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta : Djambatan
Sumiati, Opong dan Nurahmah
Arief. 2004. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Hernandono
ed. Jakarta : Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia
Susilo, Frans dkk. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. F. Rahayuningsih. ed. Yogyakarta : Graha Ilmu
Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta : AR-Ruzz Media
No comments:
Post a Comment