by @agus wahyu priutomo
A. SEJARAH UDC, LCC, DAN DDC
PENGERTIAN DDC, UDC, DAN LCC
A. SEJARAH UDC, LCC, DAN DDC
a. Sejarah
UDC ( Universal Decimal Classification)
Awalnya berdasarkan Dewey Decimal
Classification , UDC
dikembangkan sebagai sistem klasifikasi analytico-sintetik baru dengan kosakata
secara signifikan lebih besar dan sintaks yang memungkinkan pengindeksan konten
yang sangat rinci dan pencarian informasi dalam koleksi besar.
Dalam edisi pertama pada tahun 1905, UDC sudah
termasuk banyak fitur yang revolusioner dalam konteks klasifikasi pengetahuan:
tabel berlaku umum (aspek-free) konsep disebut tabel tambahan umum, serangkaian
tabel tambahan khusus dengan atribut tertentu tetapi dapat digunakan kembali dalam
bidang tertentu pengetahuan, sistem notasi ekspresif dengan menghubungkan
simbol dan aturan sintaks untuk memungkinkan koordinasi mata pelajaran dan
penciptaan bahasa dokumentasi yang tepat. Meskipun awalnya dirancang
sebagai pengindeksan dan pengambilan sistem, karena struktur dan skalabilitas
logis, UDC telah menjadi salah satu yang paling banyak digunakan sistem
organisasi pengetahuan di perpustakaan, di mana ia digunakan baik untuk
pengaturan rak, pengindeksan konten atau keduanya.
Kode UDC dapat menggambarkan setiap jenis dokumen atau
objek untuk setiap tingkat yang diinginkan detail. Ini dapat termasuk
dokumen tekstual dan media lain seperti film, video, rekaman
suara, ilustrasi , peta serta realia seperti museum benda.
Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan : Sebuah
Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2007
b.
Sejarah LCC (Library
of Congress Classification)
Library of congress didirikan pada tahun 1800. Pada
mulanya klasifikasi menggunakan sistem ukuran (folio, quarto, octavo dan
sebagainya). Dengan subsidi nomor perolehan (accessing number). Sejak tahun
1812 koleksi berkembang hingga 3000 volume, maka diperlukan sistem klasifikasi
yang baik. Mulai tahun 1902 oleh para anggota library of congress AS
diterbitkan skema klasifikasi.
Klasifikasi diciptakan oleh Herbert Putnam pada tahun 1897, tepat sebelum ia diasumsikan
kepustakawanan Kongres. Dengan saran dari Charles Ammi Cutter, itu dipengaruhi oleh nya Cutter ekspansif Klasifikasi (dikembangkan di tahun 1880-an) dan oleh DDC,
Dewey (dari 1876). Ini dirancang khusus untuk tujuan dan koleksi Perpustakaan
Kongres untuk menggantikan sistem lokasi tetap dikembangkan oleh Thomas Jefferson . Pada saat Putnam berangkat dari
jabatannya pada tahun 1939, semua kelas kecuali K (UU) dan bagian B (Filsafat
dan Agama) dikembangkan dengan baik.
c.
Sejarah DDC (Dewey Decimal
Classification)
DDC merupakan klasifikasi berdasarkan disiplin, bukan hanya
pengelompokkan koleksi berdasarkan subjek belaka9. Pembagian kelas utama dan
subkelas berdasarkan disiplin akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan
subjek. Hasilnya ialah subjek yang sama mungkin memperoleh tempat kelas lebih
dari satu. Misalnya subjek keluarga mungkin digolongkan dalam kelas etika,
agama, sosiologi, adat-istiadat, keluarga berencana, rumah tangga, hukum dan
sebagainya.
Sistem klasifikasi DDC diciptakan oleh Melville Louis Kossuth
Dewey10 pada tahun 1873 dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1876, yaitu
sebuah pamflet berjudul A Classification and Subject Index for Cataloguing
and Arrangging the Books and Pamphlets of a Library. Penerbitan pamflet
tersebut menandai terbitnya sistem Dewey Decimal Classification, yang lebih
dikenal dengan singkatannya, DDC. Edisi pertama terbit setebal 44 halaman,
diterbitkan dengan nama pengarang anonim, berisi kata pendahuluan, bagan untuk
10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori bernomor
000-999, serta indeks subjek berabjad.
B. DEFINISI
UDC, LCC, DAN DDC
a.
Definisi UDC (Universal
Decimal Classification )
Universal Decimal Classification (UDC) adalah bibliografi dan klasifikasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Paul Otlet dan
Henry La Fontaine (Belgia), Frits Donker Druyvis (Belanda) dan para
anggota anonim (bermacam-macam kebangsaan) tidak terhitung jumlahnya yang
tergabung dalam Federation International de Documentation (FID) pada
akhir abad ke-19. UDC menyediakan pengaturan sistematis dari semua cabang
pengetahuan manusia diatur sebagai sistem yang koheren di mana bidang
pengetahuan terkait dan saling terkait. UDC juga merupakan adaptasi dari
DDC.
Struktur kelas utama UDC sama halnya dengan DDC, yakni dengan angka utama satu digit. Struktur kelas utama UDC sebagai berikut:
Struktur kelas utama UDC sama halnya dengan DDC, yakni dengan angka utama satu digit. Struktur kelas utama UDC sebagai berikut:
0 general bibliography, libraries, etc
1
Filsafat, metafisika, psikologi, logika, etika
2
Agama, theologi
3
Ilmu-ilmu sosial
4
(kini kosong, semula untuk linguistik, filologi)
5
Matematika dan ilmu-ilmu alam
6
Ilmu-ilmu terapan, kedokteran, teknologi
7
Seni, rekreasi, hiburan, olah raga
8
Linguistik, filologi, sastra,belles-lettres
9
Geografi, biografi, sejarah
b.
Definisi LCC (Library
of Congress Classification )
Library
of Congress Classification (LCC) adalah sistem klasifikasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Perpustakaan Kongres . Hal ini digunakan oleh sebagian besar
penelitian dan akademis perpustakaan di Amerika Serikat dan beberapa negara
lain; di negara-negara tersebut, sebagian besar perpustakaan umum dan
perpustakaan akademis kecil terus menggunakan lebih tua Dewey Decimal Classification (DDC). di mana hubungan hirarkis antara
topik ditunjukkan oleh angka-angka yang dapat terus dibagi.
A Bidang
Ilmu
B Filsafat. Psikologi. Agama
C Ilmu
sejarah (Umum)
D Sejarah
(Umum). Eropa (Umum)
E-F Sejarah:
Amerika
G Geografi.
Antropologi. Rekreasi
H Ilmu
Sosial
J Ilmu
Politik
K Hukum
L Pendidikan
M Musik
N Seni
Rupa
P Bahasa
dan Sastra
Q Ilmu
R Obat
S Pertanian
T Tegnologi
U Ilmu
Militer
V Ilmu
Kelautan (untuk Naval History, lihat D – F )
Z Bibliografi
dan Ilmu Perpustakaan
Lasa HS. 2001. Naskah Leksikon
Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: [s.n].
c. Definisi
DDC ( Dewey Decimal Classification
)
DDC adalah
sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey
(1851-1931) pada tahun 1876, edisi pertama berupa pamflet dengan judul “A
Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and
Phamplets of a Library” setebal 42 halaman yakni 12 halaman pendahuluan, 12
halaman bagan, 18 halaman indeks.
DDC yang pertama memuat 52 halaman dan sekarang
sudah berkembang sampai edisi 22 tahun 2003, terdiri dari 4 volume dengan
jumlah halaman 3.983. DDC juga menerbitkan edisi ringkas sampai edisi ringkas
ke-14 yang terbit pada tahun 2004. Selain DDC terdapat juga UDC, UDC merupakan
ekstensi dari DDC, diterbitkan kali pertama tahun 1905 dengan nama
classification Decimal. Bedanya UDC menggunakan sekurang-kurangnya satu angka
arab untuk notasi, sementara DDC menggunakan sedikitnya 3 angka arab (Suwarno,
2007: 77).
Susunan
subjek pada sistem Klasifikasi Persepuluh Dewey ini meliputi seluruh ilmu
pengetahuan manusia, menurut sistem Klasifikasi Persepuluh Dewey, imu
pengetahuan manusia dapat dibagi ke dalam sepuluh kelas utama (main class) yang
biasa disebut Ringkasan Pertama (First Summary) seperti tertera berikut ini”
000
– 099 Karya umum
100
– 199 Filsafat
200
– 299 Agama
300
– 399 Ilmu Sosial
400
– 499 Bahasa
500
– 599 Ilmu pengetahuan murni
600
– 699 Ilmu pengetahuan terapan/ teknologi
700
– 799 Seni, olahraga, hiburan
800
– 899 Kesusasteraan
900
– 999 Biografi ilmu bumi, sejarah
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN UDC, LCC, DAN DDC
a.
Kelebihan dan kekurangan UDC
1.
Kelebihan
mampu memberi hubungan subyek dari
pada DDC. Kemampuan ini diperoleh dari penggunaan indikator faset atau simbol
yang menandai bagian komponen sebuah nomor kelas.
2.
Kekurangan
Agar skemanya lentur
dan saat menyesuaikan dengan berbagai keadaan, maka masing-masing perpustakaan
perlu membuat aturan tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menghindari
kekacauan dalam pemakaian skema.
Kata “universal” dalam
judul hanya mengacu kecakupan subyek, karena tidak pernah diletakkan aturan
untuk pemakaiannya secara internasional. Akibatnya penafsiran UDC sama
banyaknya seperti pemakaiannya.
Biasanya digunakan
pada perpustakaan khusus yang memiliki koleksi bertopik khusus pula sehingga
pengembangnya beragam misal di indonesia pada perpustakaan dinas pertanian akan
berbeda dengan perpustakaan khusus di inggris dalam penggunaan UDC sebagai
standar klasifikasi koleksinya.
Indeks edisi ringkas
kurang baik, karena banyak memberikan notasi yang tidak terdaftar dalam bagan
dan menghilangkan beberapa istilah yang terdapat pada bagan.
b.
Kelebihan dan kekurangan LCC
1.
Kekurangan
Istilah-istilah penting banyak yang tidak terdaftar, serta
dikacaukan dengan pegulangan sub-bagian seperti yang terdapat pada bagan
Contoh :
RJ
1-570 pediaatrics
47.3-47.4 genetic
aspects
50-51 examination –diagnosis
52-52 Therapeutics
2.
kelebihan
Memiliki lembaga yang siap menerima konsultasi apabila terdapat
koleksi yang belum tersedia notasi klasifikasinya dan dengan segera dibuatkan.
Contoh:
ketika ada koleksi terbaru yang mengenai negara sudan selatan, dimana sudan selatan baru merdeka tahun 2011. Dan ternyata ada koleksi yang menyangut letak sudan selatan dan tidak ada pada LLC maka dapat meminta nomor notasi pada bagian perevisi LCC.
Contoh:
ketika ada koleksi terbaru yang mengenai negara sudan selatan, dimana sudan selatan baru merdeka tahun 2011. Dan ternyata ada koleksi yang menyangut letak sudan selatan dan tidak ada pada LLC maka dapat meminta nomor notasi pada bagian perevisi LCC.
c.
Kelebihan dan kekurangan DDC
1.
Kekuangan
Kurang dapat menjamin pemakaian skema taat asas. Adanya relokasi
dan “phoenix schedule” sering menimbulkan masalah bagi pustakawan karena setiap
kali terjadi relokasi dan “phoenix schedule” maka pustakawan harus melakukan
klasifikasi ulang. terlalu American centris dan kurang memberi perhatian pada
bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang agama, manajemen,
pemerintahan, dan bahasa-bahasa.
2.
Kelebihan
Pada sistemnya yang praktis, notasi murni dengan angka arab
dikenal secara universal. terdapat badan yang mengawasi perkembangan dan terus
mengadakan peninjauan ulang untuk penyempurnaan edisi-edisi selanjutnya.
REFERENSI
Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan : Sebuah Pendekatan
Praktis. Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2007
Lasa HS. 2001. Naskah
Leksikon Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: [s.n].
Hamakonda,
Towa dan J.N.B. Tairas. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK:
Gunung Mulya, 1995
Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Tjiptono, Fandy, (2008). Service management: mewujudkan layanan prima. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Tjiptono, Fandy, (2008). Service management: mewujudkan layanan prima. Yogyakarta: Penerbit Andi.
No comments:
Post a Comment