Monday, July 6, 2015

CONOTOH RESENSI PERAHU KERTAS



 by @agus wahyu priutomo
“Perahu kertaas”

A. Identitas Buku
Judul buku                  :           Perahu Kertas
Penulis                         :           Dewi Lestari “Dee”
ISBN                           :           978-979-1227-78-0
Penerbit                       :           Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka Sejati
Editor                          :           Hermawan Aksan
Cetakan                       :           I, Agustus 2009
Tebal                           :           XII + 444 halaman; 20 cm
Tahun Terbit                :           2010
Jumlah Halaman          :           444 halaman
Cover                          :
   
B.  Sinopsis Novel “Perahu Kertas” – Dewi Lestari (Dee)
Diwarnai pergelutan idealisme, persahabatan, tawa, tangis, dan cinta, “Perahu Kertas” tak lain adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.
Novel ini mengangkat tema persahabatan empat sekawan , dimana kisah ini dimulai dengan Keenan, seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan merupakan sosok yang cerdas dan memiliki bakat melukis yang sangat kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis, tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali ke Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi.
Di sisi lain, ada Kugy, cewek unik cenderung memiliki penampilan berantakan-eksentrik, namun ia memiliki imaginasi yang tinggi, ia juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy menggila-gilai dongeng. Tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga senang menulis dongeng. Cita-citanya hanya satu yaitu ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan mudah diterima di lingkungan. Tak ingin lepas dari dunia menulis, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas Sastra.
Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Terkecuali Noni, mereka semua hijrah dari Jakarta, lalu berkuliah di universitas yang sama di Bandung. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib. Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, cowok bernama Joshua, alias Ojos (panggilan yang dengan semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda, sesosok gadis yang senasib dengan keenan. Keduanya berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekat.
Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang. Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun disatu sisi ia merasa ada special feeling buat Keenan. Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy sudah tak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas.

Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy lantas menenggelamkan dirinya dalam kesibukan baru, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan mereka sendiri, yang diberi judul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan.
Hubungan Keenan dengan Wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah. Wanda berfikir, Keenan tak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka kandas juga. Saat dua pasang kekasih itu tak lagi menjalin cinta. Keenan disadarkan dengan cara yang mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Masa-masa bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati luka hati Keenan pelan-pelan. Sosok yang paling berpengaruh dalam penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” yang diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy, yang juga sangat kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia lulus kuliah dengan cepat dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius, atasannya sekaligus sahabat abangnya. Kugy meniti karier dengan cara tak terduga-duga. Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu. Namun Remi melihat sesuatu yang lain. Ia menyukai Kugy bukan hanya karena ide-idenya, tapi juga semangat dan kualitas unik yang senantiasa terpancar dari Kugy. Dan akhirnya Remi harus mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi juga akhirnya meluluhkan hati Kugy.
Sayangnya, Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta, menjalankan perusahaan keluarganya karena tidak punya pilihan lain. Walaupun Keenan melakukan "long-distance" dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tak bertahan lama. Luhde merasa hati Keenan tak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Dan pada akhirnya lukisan dan dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.


 C. Penilaian Pribadi
Komentar
Bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa yang ringan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca. Banyak bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga kita seperti ikut terlibat
didalamnya
UnsurIntrinsikBuku
a.   Tema                      : Persahabatan
b.   Alur                       : alur maju mundur
c.   Sudut Pandang      : orang ketiga tunggal. 
d.   Penokohan
           : Protagonis dan Tritagonis.
e.   Gaya Bahasa
        : Gaya bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang(modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.
f.    Kelebihan dan Kekurangan Novel
1.KelebihanNovel
Kelebihan Novel “Perahu Kertas” sangat bagus dan menarik. Dimana dalam novel mengangkat tema persahabatan empat sekawan yang mudah dipahami untuk pembaca dari berbagai usia. Dikemas dengan bahasa yang lugas tetapi penuh syarat akan nilai-nilai serta makna kehidupan. Tidak hanya bercerita tentang remaja. Ditambah lagi dengan penggambaran setting waktu dan tempat yang sangat detail tetapi tidak berlebihan seakan membuat seolah kita ikut terlibat di dalamnya.
2.   Kekurangan Novel
Kekurangan dari novel ini yaitu cerita akhirnya menurut saya kurang jelas, masih menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi para pembacanya.

No comments:

Post a Comment