Monday, July 6, 2015

BAHASA INDONESIA MEMBACA KRITIS

by @agus wahyu priutomo
 
 
MEMBACA KRITIS

A.    Pengertian Membaca
Ada dua pengertian membaca
1.      Melihat serta memahami isi dari pada tulisan yang tertulis,dalam mkelisankan dalam hati
2.      Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis
Dalam pengertian di atas, membaca merupakan langkah awal memahami suatu tulisan. Kegiatan membaca behubungan dengan pemahaman, kata, kalimat dan alenia dalam tulisan. Alenia mkerupakan suatu gagasan terkecil dalam sebuah karangan.

B.     Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membhaca sumber bacaan dengan cermat dan teliti. Membaca kritis juga bisa diartikan membaca cepat dan tepat untuk mendapatkan berbagai informasi.


C.     Ragam Rembaca Kritis
Ada dua teknis membaca kritis, yaitu
1.      Membaca cepat
Ada dua tujuan membaca cepat
a.       Membaca cepat untuk menemukan topik atau sumber bacaan
b.      Membaca cepat untuk menemukan informasi khusus dari sumber bacaan

2.      Membaca teliti
Tujuan membaca teliti adalah digunakan untuk mencari informasi  rinci dari sumber bacaan
Ø  Membaca cepat
Membaca cepat sangatlah dibutuhan untuk menjelaskan barabagai k3onsep teori, pendapat pakar, dan hasil-hasil penelitian
Ø  Membaca cepat/ sekilas untuk menemukan topik3
Teknis ini dapat dilakikan dengan melihat kalimat-kalimat utam paragraf pada suber bacaan, sehingga tidak perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu yang lebih spesifik
Ø  Membaca cepat untuk menemukan informasi khusus
Tehnis ini biasanya dipakai untuk mencari informasi-informasi, dan caranya biasanya melihat dari daftar isi, indeks sumber bacaan
Ø  Membaca teliti/ cermat untu menemukan informasi rinci
Tehnik membaca untuk menemukan sesuatu rinci dan dtail. Pengertian rinci disini diartikan sebagai konsep-konsep dan teori yang sudah diuji, hasil penelitian dan kolkusinya.

D.    Membaca Kritis Tulsan/ Artikel Ilmiah
Sejenis esai yang membahas sesuatu massalah brdasarkan logika,  pustaka, atau fakta yang  biasanya dimuat dalam majalah dan jurnal ilmiah

1.      Mengenali tesis/ pernyataan masalah
Tulisan ilmiah biasanya memuat tesis atau pernyataan umum tentang masaah yang dibahas. Dari tesis tersebut, sebenernya bisa dilihat sejauh mannna keberhasilan penulis artikel ilmiah dalam mengungkapkan permasalahan, proses pemecahan, dan hasil yang dicapai dalam kajian imiah.
2.      Meringkas butir-butir penting artikel
Ringkasan atau rangkuman dari berbagai suber pustaka merupakan hal sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah. Oleh k3arena itu, merinkas buti6r-butir oenting setiat artikel perlu ilakukan. Ringkasan itu sekurang-kurangnya menggambarkan latar belakang dan permasalahan, tujuab, metode yang dipakai untuk memecahkan asalah dan hasil temuan yang dipeole dalam peneliian.
3.      Menyitir konsep-konseppeting
Konsep-koinsep, teori, pendapat, dan hasil temuan terbaru yang terungka dalam artikel penting untuk penulisan karya ilmiah. Konsep, teori, pendapat dan hasil itu akan dibuat atau dijadikan jembatan rujukan ntuk asli6nya.
4.      Menentuan bagian yang akan dikutip
Dalam menulis karya ilmiah, penulis sering merujuk atau mengutip pendapat-pendapat pakar. Kutipan pendapat yang diambil dari sumber tertulis itu bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sepanjang tidak mengubah substansi dari sumber yang dirujuknya. Dalam menulis karya ilmiah,  seorang penulis harus memperhatikan bagian-bagian yang akan dikutipnya. Bagian-bagian yang akan dikutip tersebut tentu dipilih dengan mempertimbangkan  relevansi dan efektifitas dalam tulisan yang sedang dibuatnya.
5.      Menentukan implikasi dan bagian/ sumbe yang akan dikutip
Berkaitan dengan kutipan yang digunakan sebagai rujukan, perlu kiranya diperhatikan  implikasinya. Sebaliknya, kutipan itu akan dinilai lemah,  jika pendapat yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya. Oleh karena itu, penulis yang baik harus bisa menentukan implikasinya ketika ia memanfaatkan pendapat orang lain.
6.      Menentukn posisi penulisan sebagai pengutip
Posisi  dan sikap penulis bisa netral, menyetujui, atau menolak pendapat yang dikutipnya. Posisi dan sikap penulis dikatakan  netral apabila ia tidak memberikan  tanggapan apapun terhadap pendapat yang dikutipnya.

E.     Membaca Kritik Tulisan/ Artikel Populer
Berdasarkan medianya artikel populer berbeda dengan  artikel ilmiah. Artikel populer pada umumnya dimuat di berbagai surat kabar dan majalah populer, sedangkan artikel ilmiah dimuat di  majalah dan jurnal ilmiah.

1.      Mengenal persoalan atau isu yang dibhahas dalam artikel
Isu yang diangkat dalam  artikel tersebut perlu dikenali dan dipahami. Setelah dikenali isu tersebut dengan jelas, maka isu yang muncul dalam artikel tersebut dicatat terlebih dahulu lengkap dengan sumbernya: pengarang, nama media yang menerbitkan, halaman, edisi, dan tahun penerbitannya.
2.      Menentukan sigifikasi/ relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan
Isu atau persoalan yang telah dicatat tersebut dilihat lebih detil apakah isu tersebut cukup signifikan untuk tulisan yang akan dibuat, apakah isu tersebut ada relevansinya dengan tulisan yang akan dibuat.
3.      Memanfaatkan isu astikel populer untuk bahan/ inspirasi dalam menulis
Meskipun kadar ilmiah artikel populer kurang begitu jelas, jenis tulisan ini mempunyai kelebihan yang tidak dapat ditemukan pada artikel ilmiah. Kelebihan tulisan ini terletak pada  isu atau  persoalan yang diungkapkan  lebih menarik dibanding isu artikel ilmiah. Isu yang aktual dan faktual itu bisa dijadikan bahan untuk kajian ilmiah. Jika isu yang muncul dalam artikel populer itu hanya dianalisis menurut pandangan pribadi penulisnya, maka isu tersebut dapat dikaji lebih dalam dan objektif dengan memanfaatkan prosedur ilmiah.
4.      Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah
isi artikel populer biasanya berisi pembahasan tentang sebuah isu yang diminati masyarakat atau diambil dari  persoalan faktual dan aktual yang sedang berkembang di masyarakat. Artikel populer sering mengesampingkan teori dan signifikansi data. Sebaliknya, artikel dan buku ilmiah seringkali bertolak dari isu yang mungkin tidak diminati masyarakat. Kedua jenis karya ilmiah itu sangat mementingkan peranan teori, prosedur ilmiah, serta kuantitas dan kualitas data.
F.      Membaca Kritis Buku Ilmiah
Membaca buku ilmiah tidak semudah membaca bacaan populer. Buku ilmiah mengandung konsep-konsep yang mendalam kompleks dan digunakan istilah-istilah teknis yang mempunyai pengertian khusus.

1.      Memanfaatkan indeks untuk nenemukan konsep penting
Buku ilmiah yang baik pada umumnya dilengkapi dengan indeks yang biasanya diletakkan di bagian akhir buku. Indeks pada umumnya berisi kata-kata dan nama-nama disertai nomor halaman yang diambil dari buku. Kata-kata dalam indeks dapat berupa konsep-konsep dan istilah-istilah yang dianggap penting, sedangkan nama-nama merupakan nama-nama penulis buku yang dirujuk atau yang dipakai pendapatnya dalam buku tersebut. Dengan melihat indeks buku, pembaca tidak perlu membaca semua halaman buku dari awal hingga akhir.
2.      Menentukann konsep-konsep penting untuk bahas menulis
Konsep-konsep, teori-teori, pendapat-pendapat pakar, dan informasi-informasi penting dapat dicari dalam buku ilmiah. Hal itu dapat dengan mudah ditemukan dengan memanfaatkan indeks buku. Dalam pencarian konsep-konsep penting, pembaca harus mempertimbangkan relevansinya dengan topik tulisan yang akan dibuat.
3.      Menentukan dan menandai bagian-bagian buku yang akan di kutip
Dengan tercatatnya konsep-konsep penting dalam kartu data atau catatan khusus pembaca, maka langkah berikutnya adalah menentukan dan menandai bagian-bagian buku yang akan dikutip sebab tidak semua konsep-konsep penting yang tercatat itu dapat dikutip.
4.      Menentukan implikasi dari bagian/ sumber yang dikutip
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, penulis yang akan mengutip sumber bacaan harus mampu menentukan implikasi yang muncul dari bagian atau sumber yang dikutip. Implikasi yang dipakai seorang penulis bisa berefek ganda. Kutipan itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan penulis sepanjang kutipan itu selaras dengan pendapat yang akan disajikannya. Sebaliknya, kutipan itu akan dinilai lemah,  jika pendapat yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya.
5.      Menenbtukan posisi penulis sebagai penulis
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, dalam mengutip buku ilmiah, penulis harus menentukan posisi dirinya. Posisi itu bisa berupa persetujuan bila pendapat dalam kutipan menguatkan pendapat penulisnya; bisa berupa persetujuan dengan catatan bila pendapat itu tidak mendukung sepenuhnya pendapat penulis; bisa juga berupa ketidaksetujuan, bahkan penolakan terhadap konsep tersebut, jika konsep dalam kutipan itu bertentangan dengan pendapat penulis.
G.    Membaca Kritis Bahan Yang Disaji Dalam Daringan Internet
Jaringan internet merupakan jaringan yang luas tanpa batas. Jaringan ini bisa diakses oleh seseorang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada jaringan ini ditawarkan informasi yang tanpa batas pula termasuk informasi-informasi yang bersifat akademik, sehingga jaringan ini dapat dimanfaatkan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk menulis.

1.      Kiat praktis mencari dan menemuka bahan-bahan dalam jaringan interet
Untuk menemukan sumber-sumber bacaan dalam internet yang bersifat keilmuan, pembaca bisa memanfaatkan website atau situs web yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis.
2.      Memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam jarina internet
Setelah pembaca mendapatkan sejumlah informasi dan data dari sumber internet, pembaca harus melakukan seleksi terhadap hasil temuannya itu berdasarkan pada relevansinya dengan tulisan yang akan dibuat serta berdasarkan pada kebenaran kaidah keilmuan.
3.      Menentukan isi/ gagasan penting dalam bahan-bahan yang tersedia di internet
Setelah melakukan seleksi dan evaluasi terhadap sejumlah bahan dan data dari sumber internet, tentu sudah dapat diketahui data mana yang layak dan tidak layak digunakan sebagai bahan untuk menulis.
4.      Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan jaringan internet
Setelah pembaca memutuskan mengambil bahan-bahan dari jaringan internet yang berupa gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan data-data, pembaca harus membaca bahan-bahan tersebut dengan kritis. Pembaca harus “curiga” terhadap kebenaran bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu, pembaca perlu  membandingkan bahan-bahan tersebut dengan bahan-bahan lain yang diambil dari sumber di luar internet.

No comments:

Post a Comment